Musim hujan telah tiba di Indonesia dan Malaysia. Meskipun hujan merupakan sumber kehidupan bagi perkebunan kelapa sawit, ia juga membawa ancaman yang tidak diinginkan: Ganoderma Boninense. Jamur mematikan ini berkembang pesat dalam kondisi lembap, menyerang akar kelapa sawit, dan merambat ke pangkal batang. Ketika gejalanya muncul seperti daun menguning, batang membusuk, dan pohon roboh, kerusakannya sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
Tahun demi tahun, para pemilik perkebunan menyaksikan dengan frustrasi saat pohon yang terinfeksi mati, produksi menurun, dan biaya peremajaan melonjak. Bagian terburuknya? Tidak ada obatnya. Begitu Ganoderma menyerang, mustahil untuk menghentikannya. Satu satunya solusi nyata adalah pencegahan, memperkuat pertahanan alami perkebunan sebelum infeksi menyebar.
Namun bagaimana cara melawan sesuatu yang tidak terlihat? Sebagian besar perkebunan baru bereaksi terhadap Ganoderma setelah terlambat, dengan menebang pohon yang terinfeksi satu per satu. Padahal, Ganoderma bukan masalah pohon demi pohon, ini masalah tanah. Dan jika tanahnya sudah “sakit”, setiap pohon baru yang ditanam di atasnya akan mengalami nasib yang sama.
Inilah alasan mengapa strategi proaktif sangat penting. Mengelola Ganoderma bukan soal melawan yang sudah terinfeksi, melainkan menciptakan kondisi di mana jamur tersebut tidak dapat berkembang sejak awal. Dan hal itu dimulai dengan Trichoderma, jamur baik yang menjadi musuh alami Ganoderma.

Cara Melawan Ganoderma dan Menyelamatkan Perkebunan Kelapa Sawit Anda
Aplikasikan Trichoderma untuk Memperkuat Pertahanan Perkebunan
Ganoderma berkembang di perkebunan yang tidak memiliki musuh alaminya. Kehadiran Trichoderma mengubah hal tersebut. Ketika diaplikasikan dengan benar, Trichoderma akan menjajah tanah dan akar sawit, menyaingi Ganoderma dan menekan kemampuannya untuk menginfeksi pohon. Namun, waktu dan cakupan aplikasi adalah segalanya.
Mengaplikasikan Trichoderma hanya pada pohon yang sudah terinfeksi adalah kesalahan. Ketika gejala muncul, jamur telah menyebar di bawah tanah. Kuncinya adalah mengaplikasikannya sebelum infeksi mencapai batang, dengan menargetkan seluruh area perkebunan, bukan hanya pohon yang terinfeksi, terutama pohon sehat yang masih berisiko.
Bayangkan seperti kebakaran hutan. Anda tidak menunggu api mencapai rumah sebelum bertindak; Anda membuat jalur penghalang sebelumnya untuk menghentikan api menyebar. Dengan cara yang sama, perlakuan Trichoderma harus dilakukan secara proaktif, menciptakan “perisai biologis” di sekitar perkebunan sebelum Ganoderma sempat berkembang.
Namun, bahkan Trichoderma saja tidak cukup. Kesehatan tanah harus ditingkatkan jauh sebelum proses tanam ulang untuk menciptakan lingkungan di mana Ganoderma sulit bertahan.
Pulihkan Tanah: Rencana 10 Tahun untuk Mencegah Wabah di Masa Depan
Melawan Ganoderma adalah perjuangan jangka panjang. Bukan hanya tentang menyelamatkan pohon hari ini, tetapi memastikan generasi berikutnya tidak menghadapi masalah yang sama.
Di sinilah strategi T-10 berperan. Sebuah proses persiapan selama satu dekade untuk memulihkan kesehatan tanah sebelum tanam ulang.
Ketika hasil produksi mulai menurun, sekitar 10 tahun sebelum replanting, kesehatan tanah harus menjadi prioritas utama. Bahan organik seperti jangkos (tandan kosong kelapa sawit) perlu ditambahkan untuk memperkaya tanah. Pupuk berbasis hayati harus menggantikan pupuk kimia guna mendukung kehidupan mikroba, memastikan bahwa saat tanam ulang dilakukan, tanah telah dipenuhi organisme bermanfaat, terutama Trichoderma yang secara alami menekan pertumbuhan Ganoderma.
Tanpa langkah ini, tanam ulang hanyalah mengulang siklus di atas tanah yang rusak, memulai kembali lingkaran infeksi dan kematian pohon. Namun dengan persiapan tanah yang tepat, generasi berikutnya dari pohon kelapa sawit akan tumbuh dalam lingkungan di mana Ganoderma sulit untuk bertahan hidup.
Namun, menerapkan Trichoderma dan pupuk organik dalam skala besar bukan tugas yang mudah. Metode tradisional lambat, mahal, dan sering kali tidak konsisten. Di sinilah drone penyemprotan untuk Ganoderma mengubah segalanya.
Bagaimana Drone Penyemprotan untuk Ganoderma Membuat Pencegahan Lebih Cepat dan Efektif

Drone penyemprotan Terra Agri E16 dirancang khusus untuk penyemprotan menyeluruh di perkebunan yang rentan terhadap Ganoderma, menjadikannya ideal untuk pemeliharaan area luas, terutama selama masa pra-tanam. Kemampuannya untuk menutupi lebar jalur 4 meter per penerbangan memungkinkan drone ini menyemprot area yang luas secara efisien dalam waktu singkat. Setiap penerbangan mencakup 0,33 hektare, dan untuk setiap hektare, drone penyemprotan Ganoderma membutuhkan 48 liter cairan, memastikan aplikasi yang merata dan konsisten.
Dari sisi efisiensi, drone penyemprotan E16 dapat menyelesaikan satu penerbangan hanya dalam 5 menit, memungkinkan perlakuan cepat terhadap area yang luas. Drone ini beroperasi hingga ketinggian 2 meter di atas tanaman, memastikan cairan, baik Trichoderma maupun pupuk hayati diterapkan secara presisi ke area target. Presisi ini meminimalkan penyebaran berlebih (drift) dan memaksimalkan efektivitas, langsung menargetkan penyebab Ganoderma sekaligus memperbaiki kualitas tanah.
Kombinasi antara lebar semprotan, kecepatan terbang, dan cakupan area per penerbangan menjadikan Terra Agri E16 sebagai drone penyemprotan terobosan untuk pencegahan Ganoderma di perkebunan kelapa sawit skala besar. Drone ini memungkinkan aplikasi yang cepat, presisi, dan hemat biaya di area yang luas, memutus siklus infeksi sekaligus melindungi hasil panen di masa depan.