Lompat ke konten

Bagaimana Flight Controller Mengendalikan Drone?

LinkedIn
X
Facebook
DJI T100 fertilizer drone

Penerapan teknologi drone pemupuk kini mengubah cara perkebunan skala besar mengelola pemberian nutrisi. Pada komoditas seperti kelapa sawit, karet, dan kakao, kemampuan untuk menyalurkan pupuk secara efisien dapat berdampak langsung pada peningkatan hasil panen sekaligus menekan biaya operasional. Berbeda dengan metode tradisional yang mengandalkan tenaga manual atau mesin berat, drone pemupuk memanfaatkan otomatisasi, navigasi berbasis GPS, dan sistem penyemprotan presisi untuk menciptakan proses yang lebih cepat, konsisten, dan berbasis data.

Drone pemupuk adalah UAV (unmanned aerial vehicle) yang dilengkapi dengan tangki, nosel pengabut, atau penyebar sentrifugal yang dirancang untuk mengaplikasikan pupuk cair maupun butiran. Dengan terbang pada ketinggian dan kecepatan yang telah diprogram, drone melepaskan pupuk dalam jumlah yang terkontrol di seluruh blok perkebunan.

Yang membedakan drone pemupuk adalah tingkat presisinya. Dengan jalur penerbangan yang dapat diprogram dan pemantauan secara real-time, drone ini mengaplikasikan nutrisi hanya pada area yang benar-benar membutuhkan. Hal ini mengurangi pemborosan, menekan kebutuhan tenaga kerja, serta meningkatkan kesehatan tanah dan tanaman menjadikannya solusi ideal untuk perkebunan yang membentang hingga ribuan hektare.

Setiap operasi dimulai dengan pemetaan lapangan. Dengan menggunakan GPS dan sensor, area perkebunan dipetakan secara digital untuk menangkap kepadatan tanaman, perbedaan kontur lahan, dan potensi kekurangan nutrisi. Peta ini memberikan gambaran yang detail dan menjadi dasar penting dalam perencanaan aplikasi pupuk.

Metode konvensional sering mengandalkan aplikasi yang seragam, tetapi perkebunan jarang sama. Drone pupuk menggunakan data pemetaan untuk menyesuaikan dosis, memastikan tanaman di area yang kekurangan nutrisi mendapatkan lebih banyak sementara blok yang lebih sehat mendapatkan jumlah yang tepat sesuai kebutuhannya.

Setelah pemetaan selesai, operator memprogram jalur penerbangan dan parameter penyemprotan ke dalam drone. Hal ini mencakup ketinggian, kecepatan, dan laju aliran. Drone canggih dilengkapi dengan sistem autopilot yang menggunakan GPS dan penentuan posisi kinematik waktu nyata (RTK), mencapai akurasi hingga tingkat sentimeter.

Hal ini menghilangkan tumpang tindih dan bagian yang terlewat, memastikan distribusi pupuk dilakukan dengan efisien dan konsisten. Bagi perkebunan yang mengelola ribuan hektar, presisi semacam ini menghemat waktu dan sumber daya yang signifikan.

Drone pupuk modern dirancang untuk operasi berat. Terra Agri X50 adalah drone pemupukan khusus yang mampu mengangkut hingga 50 kilogram larutan pupuk. Dirancang untuk kondisi perkebunan tropis, sistem penyebarannya memastikan aplikasi yang presisi di berbagai jenis tanah.

Sama halnya dengan DJI Agras T50 juga dilengkapi dengan kapasitas muatan 50 kg dan sistem penyemprotan dan penyebaran canggih yang dioptimalkan untuk blok perkebunan. Di segmen atas, DJI Agras T100 menembus batas dengan kapasitas tangki 100 kg, menjadikannya salah satu drone pupuk terbesar di dunia.

Drone-drone ini tidak hanya digunakan untuk penyemprotan cairan. Sistem penyebaran sentrifugal mereka memungkinkan pupuk granular atau bahkan benih disebarkan secara merata, dengan lebar penyebaran mencapai hingga 10 meter. Pengaturan aliran cerdas secara otomatis menyesuaikan output sesuai dengan kecepatan dan ketinggian penerbangan, memastikan akurasi dan efisiensi pada setiap lintasan.

Dengan mengurangi kebutuhan pengisian ulang yang sering, drone seperti X50, T50, dan T100 secara signifikan meningkatkan produktivitas. Bagi perkebunan yang mencakup ribuan hektar, kemampuan ini berarti operasi yang lebih cepat dan penghematan biaya yang dapat diukur.

Selama operasi, drone pupuk menggunakan sensor onboard untuk mengatur volume semprotan atau output butiran. Banyak di antaranya dilengkapi dengan radar pengikut medan, yang memungkinkan mereka menjaga jarak konstan dari kanopi tanaman, bahkan di daerah berbukit atau tidak rata.

Operator memantau operasi secara real-time melalui perangkat lunak pengendalian darat. Penyesuaian terhadap laju aliran, ketinggian, atau pola penyemprotan dapat dilakukan secara instan. Hal ini memastikan cakupan yang merata dan menghilangkan ketidakkonsistenan yang sering terjadi pada aplikasi manual.

Setelah setiap penerbangan, data dicatat secara otomatis. Laporan menampilkan area cakupan, volume pupuk yang digunakan, dan akurasi aplikasi. Manajer perkebunan dapat menganalisis wawasan ini untuk mengevaluasi penggunaan pupuk, mengukur penghematan biaya, dan merencanakan operasi di masa depan.

Seiring waktu, hal ini menciptakan catatan digital yang memperkuat strategi pertanian presisi, memungkinkan perkebunan untuk meningkatkan pengelolaan tanah dan tanaman dalam jangka panjang.

Inti dari kinerja drone pupuk terletak pada sistem penyebarannya. Mekanisme ini menentukan cara pupuk, baik yang berbentuk cair maupun granular, diaplikasikan di seluruh perkebunan. Secara umum, terdapat dua jenis utama sistem penyebaran yang digunakan pada drone pupuk modern:

Sistem ini menggunakan nozel atomisasi untuk memecah pupuk cair menjadi tetesan halus, yang kemudian disemprotkan secara merata ke tanaman. Nozel-nozel tersebut biasanya digerakkan oleh pompa bertekanan tinggi dan dikendalikan oleh perangkat lunak yang dipandu GPS untuk menjaga akurasi. Penyemprotan cairan sangat berguna untuk pupuk daun atau ketika nutrisi perlu diserap dengan cepat melalui daun.

Untuk pupuk padat, drone menggunakan sistem penyebaran sentrifugal. Cakram berputar menyebarkan butiran ke arah luar, dengan lebar penyebaran mencapai hingga 10 meter tergantung pada ukuran partikel dan kondisi angin. Pengatur aliran cerdas menyesuaikan output secara real-time sesuai dengan kecepatan dan ketinggian drone, memastikan dosis yang konsisten. Sistem ini juga dapat disesuaikan untuk penyebaran benih, menjadikan drone serbaguna untuk operasi perkebunan.

Beberapa model canggih, seperti Terra Agri X50, dirancang dengan fleksibilitas untuk menangani penyemprotan cairan dan penyebaran butiran. Sementara itu, drone seperti DJI T50 dan T100 menawarkan opsi kapasitas tinggi dengan muatan 50 kg dan 100 kg, dilengkapi dengan piringan dan pompa yang ditingkatkan untuk memaksimalkan efisiensi di area perkebunan yang luas.

Dengan menawarkan berbagai jenis sistem penyebaran, drone pupuk dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan agronomis yang berbeda, baik itu untuk aplikasi pupuk daun, pupuk dasar, atau bahkan penanaman ulang benih. Bagi perkebunan yang mencakup ribuan hektar, fleksibilitas ini menjadikan drone sebagai alat yang tak tergantikan dalam manajemen nutrisi.